"Bagi
Anda yang memiliki riwayat peminum alkohol berat atau terkena hepatitis
kronis, sebaiknya melakukan pemeriksaan diri sebagai tindakan deteksi
dini," ungkap Dr. Irsan Hasan, SpPD KGEH, Spesialis Penyakit
Dalam-Konsultan Gastroentero Hepatologi RS Premier Jatinegara dalam
talkshow di Jakarta, akhir pekan lalu.
Di
seluruh penjuru dunia, sirosis hati merupakan penyebab kematian yang
menempati urutan kelima bagi pria dan urutan ketujuh bagi perempuan.
Sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Di
Indonesia sirosis hati lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada
perempuan.
Di
tahap awal sirosis tidak menimbulkan gejala apapun, karena pasien
kemungkinan menderita sirosis hati untuk waktu yang cukup lama tanpa
menyadari penyakitnya.
Sirosis
juga berisiko berkembang menjadi kanker hati (hepatocellular
carcinoma). Risikonya bervariasi sesuai penyebab sirosis, risiko yang
terbesar adalah yang disebabkan oleh infeksi hepatitis C dan B, diikuti
oleh hemokromatosis.
Apalagi,
kata dia jika hasil pemeriksaan fisik diketahui adanya pembesaran hati
dan penumpukan cairan, maka ada kecurigaan Anda terkena sirosis hati.
Pemeriksaan darah juga dapat mengkonfirmasi kegagalan fungsi hati.
"Jika
sirosis tidak jelas terdeteksi, maka dapat juga dilakukan pemeriksaan
antibodi virus hepatitis atau auto-antibodi yang mungkin telah menyerang
sel-sel hati Anda, kelebihan zat besi atau tembaga dalam darah, dan
lain-lain," ungkapnya.
Hati
adalah organ terbesar dalam tubuh. Sirosis yang menyerang hati adalah
penyakit kronis (terus-menerus, jangka panjang) hati. Ini berarti
kerusakan pada jaringan hati normal yang membuat organ ini tidak dapat
bekerja sebagaimana mestinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar